Senin, 12 Agustus 2013

Setahunku di Kota ini - Part 4 "Dino suka Capung"

Pagi ini cerah sekali untuk berangkat sekolah. Didepan gang aku menunggu tirex untuk pergi sekolah bersama. Tirex pun datang, setibanya datang dia langsung meletakkan tangannya di keningku.
Tirex :"wah, cepat juga kamu sembuh, baru kemaren sakit panas sekali"
Capung :"aku banyak minum air hangat, makan dan tidur, jadi keluarkan keringat banyak, bangunnya sudah segar kembali"
Tirex :"tidak minum obat? tidak suka minum obat?"
Aku tidak menjawab pertanyaannya, aku hanya tersenyum dan melangkahkan kaki menuju sekolah. Tirex mengacak kepalaku hingga jilbabku miring. Aku mau membalas mengacak rambutnya tapi dia terlalu tinggi buatku jadi susah memegang kepalanya. Dia mengejekku karena tidak bisa memegang kepalanya.

Capung :"Aku gak mau sakit lagi, aku harus jaga kesehatan, karena sakit itu mahal harganya"
Tirex :"heh, memang harus begitu, jangan sakit lagi ya"
Aku melihat wajah tirex dengan pandangan bertanya-tanya.
Tirex :"Apa? gak boleh aku ngasih perhatian?"
Capung :"hahaha... boleh, tapi kamu yang dulu kemana? yang cuek dan tidak peduli"
Dia hanya berjalan dan menahan senyumnya. Aku rasa dia malu. Lucu rasanya saat melihat ekspresi malunya. Mukanya memerah dan pipinya menahan senyum.
Capung :"oh iya, ini aku kembalikan lagi uang koin lima ratus rupiah"
Tirex :"tidak mau, sudah ku bilang tidak usah dikembalikan"
Capung :"Tapi... ambillah ini, aku gak mau dikasihani"
Tirex :"aku tidak mengasihanimu, siapa juga yang mau mengasihani cewek jelek kayak kamu"
Tirex kembali memegang kepalaku, mengacak jilbabku. Aku menarik tangannya yang berada diatas kepalaku. Aku meletakkan uang koin lima ratus rupiah di telapak tangannya dan ku genggamkan tangannya.
Capung :"aku serius, aku kembalikan uang ini"
Tirex :"baiklah... ayok cepat jalan, nanti terlabat ke sekolah"
Kami pun berjalan menuju sekolah bersama. Tirex membantuku menyeberang jalan, setelah itu dia kembali menyeberang dan menyetop angkutan umum.

***

Sepulang sekolah, aku mengobrol bersama temanku sepanjang jalan menuju gerbang sekolah. Dino datang menghapiri kami dengan mengendarai sepeda.
Dino :"Capung, boleh aku antar kamu pulang?"
Teman-teman pada melihat ke arahku, memberi kode jawaban "boleh" dengan kerlingan mata mereka.
Cebong :"iya, boleh, kamu boleh mengantar capung pulang"
Capung :"apaan sih Ce..."
Cebong :"tumpangan geratis, ketimbang capek jalan"
Dino :"sekalian ada yang mau aku bicarakan"
Kupu :"ehm, pasti mau capungnya, ya kan capung..."
Dino :"yaudah, kalau gitu naik ke sepeda"
Mereka memaksaku naik sepeda Dino. Mereka menarik tanganku dan memaksaku duduk di tempat duduk boncengan sepeda. Akhirnya aku naik juga, dino langsung mengayuhkan sepedanya sehingga aku gak bisa turun lagi. "Makasih Yah Teman-Teman!" teriak dino, sambil melambaikan tangan ke arah Kupu dan Cebong. "Hati-hati dan semoga berhasil!" teriak kembali teman-temanku. Aku bingung kenapa dino dan temna-temanku sepertinya akrab sekali.

Saat sampai di seberang jalan, aku melihat ke belakang. Ada tirex yang baru keluar dari angkutan umum dan dia melihatku. Dia melihatku dibonceng naik sepeda dengan anak cowok. Terlihat sedih wajahnya, semakin lama semakin jauh sosoknya.

Dino mengayuh sepedanya dengan senyuman diwajahnya.
Dino :"rumah kamu dimana Ca?"
Capung :"di gang Tahu"
Dino :"maaf ya, aku memaksa mengantarmu pulang ke rumah"
Capung :"gak apa-apa, semestinya aku yang berterima kasih mau mengantarku pulang"
Dino :"sebenarnya, teman-teman kamu memaksa kamu untuk ikut aku karena aku minta tolong sama mereka agar kamu mau aku antar pulang"
Aku bingung dan hanya bisa diam.

Dino :"aku sudah lama memperhatikanmu, sebelum kita jumpa di kantin, aku melihatmu saat pertukaran kelas saat pelajaran agama, aku suka memperhatikan kamu, tapi kamu tidak pernah melihatku, jadi aku beranikan diri untuk menjumpai kamu saat di kantin. Sebenarnya waktu itu aku menerobos antrian untuk membeli bakso dan roti sampai teman-teman yang antri memukul-mukul kepalaku, kemudian aku berlari menuju mejamu, aku pura-pura tidak tau ada orang di meja itu, aku makan bakso secepatnya sebelum teman-teman kamu datang, aku cuman mau berkenalan sama kamu waktu itu, aku lihat kamu lagi lapar juga jadi aku kasi rotiku untukmu. Tapi kamu kira aku kasian sama kamu dan mengembalikan uangnya"

Capung :"kenapa kamu mau berkenalan dengan aku?"
Dino :"karena... aku suka sama kamu"
Aku tidak begitu kaget mendengar kata-katanya karena dari awal aku bisa tebak dari sikapnya ke aku.
Capung :"kamu kan tidak kenal aku seperti apa, lalu apa yang kamu sukai dariku?"
Dino :"entalah, saat melihatmu rasanya nyaman"
Capung :"aku mengenakan jilbab, pastinya kamu tau perbedaan kita, kenapa kamu bisa suka sama aku padahal rambutku dan kupingku tertutup oleh jilbab"
Dino :"Aku tidak melihatmu dari penampilan atau agamamu, aku hanya merasa nyaman melihatmu"
Aku hanya terdiam masih tidak menyangka, kenapa dia yang berbeda agama denganku suka dengan aku yang mengenakan jilbab.

***

Bersambung ke : Setahunku di Kota ini - Part 5 "Masih Terlalu Muda"

0 komentar:

Posting Komentar