Selasa, 13 Agustus 2013

Setahunku di Kota ini - part 5 "Masih Terlalu Muda"

Aku menunggu tirex di depan gang, menunggunya berangkat sekolah bersama. Tirex tidak muncul-muncul, sudah 15 menit aku menunggunya. Ada apa dengan tirex. Apa dia sakit hari ini? Aku pun memberanikan diri berangkat sekolah sendirian.

Sepulang sekolah tirex pun tidak kelihatan di pinggir jalan. Malah ada dino di sana. Dia menawarinku untuk mengantarku pulang. Akhirnya aku pulang diantar oleh dino dibonceng olehnya.

Keesokan paginya, tirex lagi-lagi tidak ada. Lama sekali dia sakitnya. Apa belum sembuh-sembuh. Semenjak itu aku tidak pernah melihat tirex lagi. Kami tetanggaan tapi jarang jumpa saat di luar rumah, karena aku sering di dalam rumah dan dia bermain sepak bola bersama temannya.

***

Aku bersembunyi di dalam sekolah. Aku tidak mau menyusahkan dino terus menerus, bersusah payah mengantarku pulang. Sudah setengah jam aku bersembunyi, dino tidak ada lagi dimana mana. Aku berjalan sendirian menuju jalan besar. Aku melihat kanan kiri, memperhatikan jalanan sepi baru bisa menyeberang.

Aku melihat ke kanan, ada tirex yang sedang mengayuh sepeda dengan membawa ransel di depannya dan tas gitar dibelakangnya. Tirex melihatku dan berhenti, kemudian aku berlari menghapirinya.

Capung :"aku kira kamu sakit, tidak pernah kelihatan lagi saat berangkat sekolah"
Tirex :"kamu tidak diantar pacarmu pulang?"
Capung :"siapa pacarku?"
Tirex :"seminggu yang lalu aku lihat kamu diantar pulang sama cowok"
Capung :"dia bukan pacarku, dia temanku satu sekolah"
Tirex :"baguslah sekarang ada teman yang mau mengantarmu pulang, jadi tidak perlu repot-repot menunggu orang lain untuk menyeberang jalan"
     Aku melihat tirex kembali seperti pertama aku bertemu dengannya, terasa dingin. Sepertinya dia tidak mau bertemu denganku lagi. Aku bingung dengan dia.
Capung :"Maaf, maaf kalau aku ada salah"
Tirex :"apa yang perlu dimaafkan?"
Capung :"aku tidak tau salahku apa, tapi apa yang membuatmu seperti tidak mau berteman denganku lagi, pasti aku ada salah yang tidak aku ketahui, maaf"
    Aku berjalan menjauh darinya dan mencoba menyeberang jalan. Aku sedih sekali karena mengetahui bahwa tirex menjauhiku. Sakitnya sampai hati dan mengeluarkan air mata.

Tirex masih melihatku dari jauh. Dia menghapiriku. Aku melihatnya di depanku. Dia mengulurkan tangannya dan menghapus air mataku. Aku kaget saat dia menghapus air mataku dengan tangannya. "Ayo naik ke sepedaku" pinta tirex. Tapi aku hanya diam saja. Dia menarik tanganku dan memaksaku naik ke sepedanya. Aku pun naik ke sepedanya. Dia melajukan sepedanya ke arah yang berbeda dari jalan pulang ke rumah. "kita mau kemana?" tanyaku. "ikut saja" kata tirex.

Kami berdua melewati jalan persawahan dan sungai. Sepanjang jalan kami hanya terdiam. Aku masih heran sama dia, apa dia masih marah denganku? tapi apa salahku?. Sampailah kami disuatu tempat. Ada pantai di depan kami sekarang, sangat indah sekali. Aku tidak tau kalau dekat sini ada pantai. Aku berlari mendekati pantai dan tersenyum kegirangan. Kami duduk dipinggir pantai, diatas pasir putih.

Capung :"pantainya indah, aku baru tau kalau di sini ada pantai"
Tirex :"Aku suka ke sini, kalau lagi bosen, lagi sedih dan lagi senang, karena tempat ini sangat nyaman"
Capung :"kamu bawa gitar, kamu bisa main gitar?"
Tirex :"bisa"
Capung :"kenapa kamu mengajak aku ke sini?"
Tirex :"tadi aku lihat kamu sedih, jadi aku bawa ke sini biar kamu senang"
Capung :"kenapa kamu tidak mau berangkat sekolah bersama lagi?"
Tirex :"aku dari dulu sebenarnya berangkat dan pulang sekolah naik sepeda, cuman karena kecelakaan itu, sepedaku rusak dan mesti di perbaiki di bengkel sepeda, untunglah aku selamat dari kecelakaan itu, tidak ada patah tulang, karena sepedaku sudah bisa digunakan lagi jadi berangkat sekolah lebih cepat dari biasanya dan pulang sekolah juga lebih cepat, jadi karena itu kita tidak bertemu saat pergi dan pulang sekolah"
Capung :"kenapa hari ini kamu pulang sekolahnya lama?"
Tirex :"karna tadi ada kumpul-kumpul dengan teman di sekolah"
Capung :"Oh..."
Tirex :"lagian kamu sudah ada yang mengantar dan jemput sekolah kan?"
Capung :"Dino teman yang baik, dia sering mengantarku pulang, tapi aku segan merepotkannya terus, karena rumahnya dan rumahku sebenarnya beda arah, tapi dia selalu ingin mengantarku pulang, hari ini aku bersembunyi di dalam sekolah, menunggu dia pulang deluan, aku gak mau merepotkan dia lagi"
Tirex :"dia suka sama kamu?"
Capung :"katanya seperti itu"
Tirex :"kamu suka juga sama dia?"
Capung :"aku suka dan sayang sama semua temanku, termasuk kamu, karena hanya bersama kalian aku senang berada di kota ini"
Tirex :"sebenarnya saat bertemu kamu yang ketiga kali sepedaku sudah selesai dibetulkan, tapi aku tidak menggunakannya untuk berangkat sekolah karena aku mau berlama-lama, berjalan bersama kamu dan menolong kamu menyeberang jalan, aku senang bersama kamu, aku senang saat mengganggumu mengacak jilbabmu dan menyerakin lagi sampah yang sudah kamu sapu dihalaman depan rumah tantemu"

Tirex tersenyum saat menceritakan itu semua.
Capung :"oh, jadi kamu yang menyerakin sampah itu, aku kira ayam yang menyerakinnya lagi, pantasan kamu sering di teras rumah, pura-pura membaca komik sambil tertawa"
Tirex :"aku suka lihat kamu tertawa dan tersenyum, membuatku ikut senang"
Tirex memperhatikanku, aku hanya menundukkan kepala karena malu.
Tirex :"tapi aku tidak suka saat kamu bersama teman cowokmu itu, entah kenapa rasanya aku marah, mungkin karena biasanya kamu bersamaku sekarang bersama orang lain, aku gak tau apa yang terjadi padaku, belum pernah aku merasakan semarah dan sesak ini, rasanya aku mau bersama kamu terus, mungkin dengan bersembunyi dari kamu rasa yang aneh ini menghilang"
Capung :"aku sedih kalau temanku tidak mau berteman lagi dengaku"
Tirex :"kalau kamu sedih aku rasanya ikut sedih, rasanya aku ingin membuatmu senang kembali"
Capung :"aku senang kalau kamu mau berteman denganku lagi, jangan bersembunyi lagi"
Tirex menganggukan kepalanya sambil tersenyum.
Capung :"janji?"
Tirex :"janji"
kami mengaitkan kelingking dan menyatukan jempol tangan. Kami bermain air pantai, berlari dan berteriak. Hingga sore pun menjelang. Langit-langit sudah berwarna keemasan.

Aku memegang tas gitar milik Tirex.
Tirex :"mau aku maenkan gitar ini untukmu?"
Capung :"mau mau mau, nyanyikan lagu untukku"
Tirex mengeluarkan gitarnya dan memainkannya sambil bernyanyi.
Everyone can seeThere's a change in meThey all say I'm not the sameKid I used to be
Don't go out and playI just dream all dayThey don't know what's wrong with meAnd I'm to shy to say
It's my first loveWhat I dreaming ofWhen I go to bedWhen I lay my head upon my pillowDon't know what to doMy first loveThinks that I'm too youngShe doesn't even knowWish that I could show her what I'm feelingCoz I'm feeling my first love
Mirror on the wallIs she care at allWill he ever notice meCould she ever fall
Tell me guitarWhy love is so unfairWill he ever find a wayAnd answer to my pray

Dari isi lagunya aku tau rasa yang dimilikinya terhadapku, tapi kami belum cukup umur untuk mengetahui apa yang kami rasakan. Aku senang bersamanya. Aku pun merasakan ada perasaan yang aneh, yang belum pernah aku rasakan. Perasaan ini beda dengan saat bersama temanku yang lain.

Tirex memintaku menyanyikan lagu untuknya. Aku pun menyanyikan lagu untuknya.

Ku tahu belum cukup umurkuTuk bisa mengerti tentang cintaKu tahu memang belum waktunyaKu akui jujur saja ada rasa suka pada dirimu
Biar ku simpan rasaku iniWalau entah sampai kapan nantiBiar ku nikmati rasa iniKu tak perlu engkau tahu bahwa aku suka padamu
Ku ingin ungkapkan dalam laguTuk lukiskan segala isi hatikuTerserah orang mau bilang apaKu memang masih remaja dan memang belum dewasa
Biar ku simpan rasaku iniWalau entah sampai kapan nantiBiar ku nikmati rasa iniKu tak perlu engkau tahu bahwa aku suka padamu
Tak mau ku nyatakan cintakuSemua bilang ku harus menunggu

Hari ini sangat menyenangkan. Bersama tirex, bermain di pantai. Kami pun pulang ke rumah. Sepanjang jalan pulang kami kami tertawa bersama. Aku tau nanti di rumah pasti kena marah sama tante karena belum bersih-bersih rumah dan baru pulang sesore ini. Tapi masa bodoh, yang penting aku sedang senang sekarang. ^_^


***

Bersambung : Setahunku di kota ini - part 6 "Bye Bye Bye" (Tamat)

0 komentar:

Posting Komentar