Rabu, 28 Agustus 2013

Setahunku di Kota ini - part 6 "Bye Bye Bye"

Tidak terasa sudah setahun aku tinggal di kota ini. Hari ini di sekolah ada pembagian raport dan pengumuman kenaikan kelas. Selama ini aku sudah berusaha belajar semampuku. Semua murid memasuki ruang kelas. Satu per satu nama mereka dipanggil kedepan kelas untuk mengambil raport dan diberi tahu naik kelas atau tidak.

Cebong :"aku deg-degkan nih... naik kelas gak ya?" bisik cebong ke aku.
Capung :"aku kira kamu klo gak makan aja merasa deg-degkan hehehe..."
Cebong mencubit pipiku, karena sudah mengejeknya.
Capung :"Aduh... sakit tau..."
Cebong :"huh... wee... hahaha"
cebong memeletkan lidahnya.

"Kupu!" panggil ibu guru. Kupu berjalan kedepan kelas mengambil raportnya dan ibu guru berkata padanya "Selamat ya Kupu, kamu mendapat juara pertama di kelas ini dan naik kelas 2". Kupu pun tersenyum riang dan menyalamin ibu guru. Kami bertepuk tangan atas kemenangan yang diraih Kupu. Selanjutnya guru memanggil nama teman-teman yang lain. Cebong juga dipanggil kedepan kelas dan dia juga naik kelas dua. Aku menunggu namaku dipanggil. Tapi sampai akhir pun guru tidak ada memanggil namaku. Ibu guru malah memberi selamat pada semua temanku yang telah menerima raport dan semuanya naik kelas dua.Ibu guru pun keluar kelas dan kelas mulai bubar. Sepertinya ibu guru lupa dengan aku yang belum ada menerima raport. 

Aku merasa malu dengan teman-temanku, apa mungkin aku tidak naik kelas makanya tidak diberi raport? Aku tidak mau bertanya pada ibu guru waktu di kelas. Aku bertanya pada ibu guru tentang raportku di ruangan guru saja. Aku mulai sedih dan merenung. Apa nilaiku terlalu buruk makanya tidak naik kelas, tapi selama ini aku sudah berusaha belajar dengan semampuku. Cebong dan Kupu melihatku dengan wajah sedih. Mereka kasian padaku, mereka pun menebak apa yang dipikiran mereka sama denganku.

Aku bersama cebong dan Kupu menuju ruangan guru. Mencari wali kelas kami yang membagikan raport tadi. Tapi yang kami cari sudah tidak di ruangan itu lagi. Ibu guru sudah langsung pulang selesai membagikan raport tadi. Aku sedih sekali, tapi aku tidak mengeluarkan air mata karena tidak mau terlihat cengeng di depan teman-temanku.

Kupu :"Pasti ada yang salah dengan ibu guru saat memberi nilai ujianmu, tidak mungkin kamu tinggal kelas"
Cebong :"iya, selama ini nilai ujian bulanan kamu bagus-bagus tidak ada yang merah, bahkan kamu lebih rajin dibandingkan aku"
Mereka sedih melihatku, malah aku yang sedih melihat mereka perhatian sekali dengan aku.
Capung :"SEMANGAT TEMAN!"
Cebong dan Kupu terkejut melihatku.
Capung :"ayolah, jangan sedih... ini hari gembira karena temanku bisa naik kelas Yey..."
aku mencoba memberi semangat untuk mereka. Karena aku mereka bersedih, padahal mereka seharusnya bergembira karena bisa naik kelas dan berprestasi lagi. 
Capung :"Ayolah jangan bersedih lagi... aku aja gak sedih kenapa kalian sedih, masih banyak waktu untuk memperbaiki kesalahanku"
Aku merangkul mereka.
Capung :"Ohya, Kupu jangan lupa traktirannya ya... Secara dapat rengking pertama wih... aku harus pesan makanan yang paling enak nih... hahaha"
"Aduh.." teriakku, karena Kupu menempeleng kepalaku.
Kupu :"jangan pura-pura bergembira... "
Capung :"siapa yang pura-pura? apa salahnya aku bergembira karena temanku berprestasi, hah?"
Cebong :"Baiklah, karena capung sedang bergembira, Kupu akan terkatir kita makan sepuasnya hahaha..."
Capung :"YES... Kantin... we coming !!"
Capung dan cebong berlari menuju kantin sekolah.
Kupu :"HEY... kenapa kalian yang buat keputusan"
Kupu mengejar kami. 

Mungkin mereka tau aku menutupi kesedihanku. Di wajah aku bergembira tapi dalam hati aku bersedih. Mereka juga menutupi kesedihan mereka karena aku. Mungkin aku tidak bisa bersama-sama lagi dengan mereka. Kelas kami pasti akan berbeda dan kami pasti jarang berkumpul lagi seperti ini. Mungkin ini adalah terakhir kami berkumpul bersama. Semakin aku sedih, selera makanku pun semakin lahap, menutupi kesedihaku didepan mereka.

***

Sampainya di rumah, aku sembunyi-sembunyi masuk ke dalam rumah. Aku malu tidak mendapatkan raport dan tidak naik kelas. Tiba-tiba ada seseorang yang membuatku kaget dengan kehadirannya, dia berdiri didepanku dengan senyuman diwajahnya. Dia adalah Ayahku. Ayahku memgang sebuah buku, buku itu diberikannya padaku. Aku kaget ternyata buku itu adalah raportku. Air mata yang dari tadi tertahan, mengalir begitu saja. Aku menangis melihat raport yang ada ditanganku, aku kira aku tidak mendapatkan raport. "Selamat ya capung, uda naik kelas 2 sekarang" kata ayah kepadaku, aku kemudian menyalamin tangan ayah.
Capung :"capung kira, capung gak naik kelas karena gak dikasi raport tadi di sekolah hiks"
Ayah :"ayah yang ngambil deluan raportnya karena sekalian ngurus surat pindah sekolah"
Capung :"pindah?"
Ayah :"iya, sekarang packing barang-barang dan pakaian capung yang mau di bawa ke medan"
Capung :"Sekarang pindahnya yah?"
Ayah :"Iya"

Dalam hati aku senangnya bukan main, aku bisa kumpul lagi bersama keluargaku. Ternyata ayahku merasiakan kalau ayah sudah dapat rumah komplek dekat kantornya enam bulan yang lalu. Ayah menunggu sampai aku naik kelas dua untuk mengajakku pindah ke Medan.

Semua barang sudah aku packing, aku memasukkan barangku ke mobil ayah. Aku baru teringat kalau aku akan berpisah dengan Cebong, Kupu, Dino dan teman terbaikku Tirex. Aku belum bilang apa-apa pada mereka, aku belum bilang perpisahan pada mereka. Mungkin aku tidak balik lagi ke kota ini dalam jangka waktu yang lama.

Aku permisi sama ayah untuk menungguku sebentar. Aku memberanikan diri ke rumah Tirex. Aku memanggilnya dari luar rumahnya. Kemudian dia keluar dari rumahnya.
Tirex :"kaget aku mendengar suaramu di dalam rumah tadi, tumben-tumbenan kamu ke rumah aku"
Capung :"kamu ada ballpoint dan kertas gak?"
Tirex :"hahaha... alasan aja kamu mau pinjam ballpoin dan kertas, bilang aja mau jumpa sama aku"
Capung :"aio... udah gak ada waktu lagi, pinjamkan cepat~!"
Tirex :"kenapa kamu maksa?"
Aku memaksa tirex masuk kedalam rumahnya dengan menolak bahu tirex. Tirex pun segera mengambilkan ballpoint dan kertas, kemudian memberikannya kepadaku. Aku menuliskan surat di kertas itu. Tirex memperhatikan apa yang aku tulis, dia membaca apa yang aku tulis.

Dear Kupu dan Cebong,
Saat kalian membaca surat ini mungkin aku sudah diluar kota ini. Aku dijemput Ayahku untuk kembali ke rumah kami yang baru. Ohya, tau gak? ternyata raportku sudah diambil sama ayahku sebelum kita bagi raport tadi. Aku naik kelas juga seperti kalian Hore...  
Mungkin kita tidak bertemu lagi atau kita akan bertemu tapi dalam waktu yang lama. Maaf kawan aku tidak sempat mengucapkan perpisahan sama kalian. Banyak kebahagian yang kalian berikan kepadaku, apakah aku akan bertemu teman seperti kalian di tempat yang baru nanti? Yang pasti kalian teman yang terbaik dan tidak tergantikan.  
Aku beri kalian gantungan kunci berbentuk kucing sebagai kenang-kenangan. Cebong-ku yang lucu tetaplah menjadi Cebong yang ceria dan lucu, Kupu-ku yang pintar teruslah berprestasi di sekolah. Aku pasti sangat merindukan kalian. Aku sayang kalian berdua. ^_^
Salam Peluk.
Capung

Aku melipat surat itu dan memberikan kepada tirex, surat dan dua buah gantungan kunci. Gantungan kunci ini biasanya ada di tas sekolahku, aku mencopotnya untuk kenang-kenangan teman-temanku. "Aku mohon berikan ini pada temanku di sekolahku ya? kasikan pada cebong dan kupu" kataku, tirex menerima surat dan gantungan kunci itu. Tirex yang sedari tadi membaca suratku terdiam dan melihat aku terus. Aku tau pasti dia terkejut dan sedih. Sama sedihnya dengan diriku.

Tirex :"Jadi kamu mau pindah? dan tidak tau akan kembali kesini lagi atau tidak?"
Capung :"iya... tapi mungkin kita bisa bertemu lagi !"
Tirex :"Mungkin iya, mungkin tidak"
Capung :"Maaf ya... aku juga ingin berkumpul dengan keluargaku, tapi aku sedih juga berpisah dengan kamu"
Tirex :"tidak perlu minta maaf, aku ngerti kok"
Tirex mengacak jilbabku sambil tersenyum, aku pun tersenyum melihatnya.
Tirex :"Kamu yang pertama sekali membuatku merasakan rasa nyaman dan bahagia bila dekat kamu, aku pasti sangat sedih bila tidak bertemu dengan kamu lagi, mungkin saja ini pertemuan terakhir kita, aku tidak akan melupakan kamu"
Aku tersipu malu dan sedih mendengar kata-kata tirex.
Capung :"aku juga"
Tirex :"juga apa?"
Capung :"seperti yang kamu bilang"
Tirex :"hahaha kamu malu ya... pipimu merah hahaha"
Capung :"Kamu ini!"
Aku memukul bahunya. Tirex membuka gelang yang ada ditangannya, gelangnya berwarna cokelat terbuat dari tali dan kayu, kemudian memasangkannya di tanganku.
Tirex :"ini sebagai kenang-kenangan dari aku, jangan lupakan aku, cinta pertamamu"
Tirex tersenyum melihatku.
Capung :"Ge'er kamu!"
Aku mengeluarkan sapu tanganku yang masih bersih, aku memberikan sapu tangan itu kepada tirex.
Capung :"aku mau memberikan kenang-kenangan yang bagus, tapi yang aku punya sekarang cuman sapu tangan ini"
Tirex :"tidak apa-apa, kamu tidak memberikan benda sebagai kenang-kenangan pun tidak apa-apa, karena kamu sudah memberikan aku kenangan yang indah di dalam memori otakku"
Capung :"Sudah bisa menggombal kamu ya..."
Aku tersipu malu mendengar perkataannya. Tapi sekarang saatnya berpisah.
Tirex :"mana ada gombal"
Tirex mengacak jilbabku lagi.

Capung :"Uda waktunya aku pergi, tetaplah jadi tirex yang baik ya... jangan dingin pada orang lain okeh... bye bye bye..." aku melambaikan tangan.
Tirex :"Jaga diri baik-baik ya... jangan takut pada apapun... bye bye.." tirex pun melambaikan tangan dan sambil tersenyum manis.
Aku berajak pergi meninggalkan dia. Tirex mengikutiku dari belakang. Aku masuk kedalam mobil ayah, kemudian ayah melajukan mobilnya. Tirex masih melihat kepergianku. Dari kaca sepion mobil aku bisa melihat senyum tirex lama kelamaan hilang berganti dengan kesedihan.

Aku tidak berfikir kalau kami akan berpisah. Aku dan teman-temanku memiliki banyak kenangan indah yang tidak bisa terlupakan. Aku dan cinta pertamaku memiliki perasaan yang tidak terlupakan. Selamat tinggal teman... Setahunku di kota ini membuatku merasakan sedih yang amat dalam dan senang yang amat luar biasa. Fondest memories, memories with my dear friend.


TAMAT

0 komentar:

Posting Komentar