Senin, 16 Desember 2013

Cerita Pengalaman Capung

Kenapa ya kebanyakan orang lebih banyak menerima kelebihan orang lain tapi saat ketauan kekurangannya meninggalkan orang itu, lama kelamaan mundur dan menghilang.Manusia itu tidak ada yang sempurna. Haruskah seseorang berekting terus-menerus agar terlihat baik.

Membiarkan orang menunggu dan berharap tapi untuk dikecewakan. Menerima apa adanya orang lain tapi orang lain tidak mau terima apa adanya kita. Merencanakan hal yang baik untuk orang lain tapi orang lain tidak mau memikirkan rencana yang baik juga untuk kita. Apakah kitanya yang terlalu berharap atau orang lain itu yang tidak berperasaan? Entalah...

Bumi ini cuman panggung ekting dan kehidupan sementara. Takdir itu seperti beberapa paragraf cerita yang mesti kita perankan tapi kita gak tau bagaimana akhir ceritanya. Ada beberapa cerita yang pernah dialamin capung, dari melihat dan merasakannya.

Cerita pertama. Capung pernah kenal sama seseorang, sebut saja namanya Dino, teman satu sekolah waktu SMA. Mereka berteman dekat, Dino bilang sama capung kalau capung cinta pertamanya. Capung dan Dino dekat selama kelas satu SMA, kemudian Dino lama-kelamaan mundur menjauh dari capung. Ternyata Dino tidak bisa terima kekurangan capung, karena capung lebih memilih jurusan IPS dibandingkan IPA. Dino merasa malu punya teman dekat anak IPS. Menjauhlah Dino dari capung tanpa penjelasan pasti, kemudian Dino mencari teman dekat anak IPA lain. Capung kecewa melihat Dino. Lucu rasanya, apa arti persahabatan selama ini, bersenang-senang bersama, berbagi cerita bersama. Apa arti persahabatan kalau tidak bisa terima apa adanya teman. Apa teman haruslah seperti apa yang Dino mau? Apakah berteman tidak bisa memilih apa yang capung rasa dia nyaman? Dua tahun kemudian di kelas tiga, ada kabar burung kalau Dino dikecewakan sama teman dekatnya itu. Teman-teman lain pada menceritakan Dino kalau dia kena karma gara-gara dulu pernah mengecewakan capung. Tapi capung tidak mau ikut bercerita tentang gosip teman-teman. setelah itu Dino mendekati capung kembali, capung menerima pertemanan Dino tapi tidak seperti dulu, hanya berteman biasa. Capung kini sudah bisa belajar sampai Malaysia dan Singapure dengan mendapatkan beasiswa dari kampus dimana dia bersekolah. Jadi walaupun memilih jurusan IPS bukanlah orang-orang yang malas, memilih jurusan itu yang menurut kita nyaman. begitu juga berteman jangan berteman karena status jurusan atau status sosialnya saja, terima temanmu apa adanya, siapa tau dikemudian hari temanmu lebih sukses dibandingkan kamu.

Cerita kedua. kali ini capung punya teman namanya Angsa dari desa, teman satu kuliah capung. Angsa orangnya baik dan pintar. Dia mengenakan jilbab dan rajin sholat. Capung pun terikut memakai jilbab dan rajin sholat karena berteman dengannya. Setiap ada tugas atau pelajaran dari dosen yang capung gak mengerti dia bisa menerangin cara-caranya sama capung. Capung dan Angsa juga sering jalan-jalan ke mall ngilangkan rasa suntuk sewaktu pulang kuliah. Sewaktu naik angkutan umum mereka melihat dari jendela angkutan umum itu banyak sekali pasangan yang berpelukan erat seperti tanpa batas berboncengan mengendarai motor. Angsa bilang sama capung "apa mereka gak malu berpelukan seperti itu didepan umum, walaupun suami istri", lalu capung berkata "inilah kota, walaupun masih pacaran banyak sekali yang seperti itu, tapi itu cuman sebagian orang". Sudah setahun lebih mereka berteman, lama kelamaan Angsa mulai beruba dari berbicaranya, penampilannya, dan mulai sombong dengan kepintarannya. Saat ujian semester dia menyebarin kertas jawabannya ke teman-teman lain yang pengennya nyontek terus. Sedangkan capung tidak mau melihat karena mau berusaha sendiri. Kertas nilai pun keluar, ternyata IP capung lebih tinggi dan hampir sempurna, hanya mendapatkan satu nilai B yg paling rendah dibandingkan IP Angsa yang memeliki satu nilai C dan beberapa B dan A. Angsa merengut dan seperti marah melihat capung. Angsa mulai menjahui Capung. Capung heran donk, dia bertanya dengan teman yang lain kenapa angsa gak mau lagi berteman dengan capung, si teman berkata "dia marah karena kamu itu uda nyontek dengannya tapi kenapa nilai kamu yang lebih tinggi? gitu katanya sama kami", capung pun terkejut "yaampun kan kalian yang nyontek kertas jawaban dia, aku gak ikut-ikutan liat, untuk apa aku belajar semalaman klo untuk nyontek juga? aku tuh sebelum ujian sering minta ajarin pelajaran yang aku gak ngerti sama dia tapi aku gak pernah nyontek kertas jawaban dia, aku kerjakan sendiri".

Dari situ capung mengerti, kenapa dia marah dengan capung, ternyata dia salah paham dan mungkin dia tidak mau dikalahkan. Sedih sekali capung karena tidak berteman lagi dengan Angsa, karena Angsa yang sudah merubah capung menjadi lebih baik dari penampilan memakai jilbab, terbiasa sholat lima waktu dan mengajarkan yang capung tidak mengerti. Tapi Angsa yang dulu sudah berubah. Pernah seorang teman bertanya kepadaku "kenapa nilai IP kamu tinggi sekali bagaimana caranya?", capung jawab "nilai ini kan bukan diambil dari nilai ujian saja kan? diambil juga dari nilai sehari-hari kita yang sering kedepan kelas mengerjakan soal yang diberi dosen, nah sering-seringlah ke depan untuk mengerjakan soal-soal yang diberi  di depan kelas, pasti deh dosen punya nilai lebih sama kita", si teman "wah,aku jarang pula kedepan kelas karena soalnya susah-susah", capung berkata "biasanya soal yang nomor pertama dan kedua itu pasti gampang, yang susah itu soal-soal nomor selanjutnya karena dibuat rumit, nah cepat-cepat deh kamu tunjuk tangan biar bisa mengerjakan nomor satu atau dua yang gampangnya hehehehe... sering-sering gitu, pasti dosen memberikan nilai lebih karena sering ngerjakan soal di depan kelas", kata si teman "iya juga ya... hehehe...", Angsa tiba-tiba nyambung pembicaraan kami karena dia duduk dekat si teman yang bertanya itu. kata Angsa "itu namanya licik, pemain games memang licik otaknya", Angsa tau kalau capung hobi bermain games komputer karena capung dulu pernah bercerita dengan Angsa mengenai hobinya. Capung hanya menggeleng-gelengkan kepala, gak mau tersulut emosi dengan perkataannya. Coba deh fikirkan, dari hasil penelitian anak-anak yang bermain Games itu bermanfaat mengasah otak, lalu apa hubungannya bermain games dengan licik? Setahu capung Game itu butuh trik agar menang. Jadi yang benar itu bukan licik tapi trik, trik bagaimana agar menang. Capung tau kalau Angsa cemburu padanya. Perubahan Angsa pun mulai nyata terlihat, dari pakaian yang super ketat dan kadang menerawang. Perubahan yang dratis, dulu dia malu melihat sepasang orang berpelukan saat bergoncengan motor. kini dia begitu dengan pacarnya, berboncengan tanpa batas, berpelukan yang erat sekali. Dan dia akhirnya...... cerita di sensor.... hehehe
Dan capung sekarang bisa buka usaha sendiri dari hasil yang dipelajarinya di kulihan dulu, membuat program komputer dan website. Dari cerita ini capung mengambil hikmah jangan sombong dengan kepintaran yang bisa membuatmu  berpfikiran tak bisa dikalahkan dan membuatmu jadi iri pada temanmu, bisa saja itu awal dari kejatuhanmu.


Semoga cerita dari pengalaman capung bermanfaat bagi pembaca ya.... ^_~

0 komentar:

Posting Komentar