Sabtu, 27 Juli 2013

Penggemar - Bagian 1 "Seandainya"

Judul ceritanya saja sudah penggemar apa mungkin aku yang pendiam punya penggemar rahasia, rasanya gak mungkin ya, soalnya aku tidak begitu cantik dan tidak populer di antara teman-temanku, tapi itulah yang terjadi waktu aku SMA, aku sampai sekarang pun tak percaya dia suka memperhatikanku diam-diam.
Sewaktu aku kelas 2 SMA dan baru putus dengan pacarku karena aku masuk jurusan IPS, dia malu punya pacar anak IPS sedangkan dia anak IPA. Semenjak itu aku putuskan untuk buktikan walaupun aku anak IPS aku bisa mendapatkan rengking tinggi dan kuputuskan gak mau pacaran selama SMA mau serius belajar saja. Rasanya gak nyangka saja kami putus karena hal seperti itu, apa dia tidak lihat masa masa sebelumnya yang menyenangkan.

Sudalah masa sedihnya, untungnya kalau aku orangnya kalau disakiti membuatku semakin bersemangat mengerjakan yang lebih baik. Sewaktu pulang sekolah biasanya aku dan teman temanku berjalan sama menuju gerbang sekolah. Temanku sebut saja namanya jentik, dia memperhatikan seorang cowok yang berdiri di parkiran motor bersama teman-temannya.
Jentik : "Ca, lihat tuh kakak kelas kita di kelas IPA III-1, manisnya... "
Capung : "Halah gak minat, untuk apa mengagumi tapi tidak untuk dimiliki"
Jentik : "yaelah, mengagumi juga bisa buat hati senang"
Capung : "terus kalau dia sudah punya pacar lo akan sakit hati, padahal belum pacaran dengannya  tapi uda sakit hati dibuatnya"
Jentik : "hadooohhhh Capung... !! Lu tuh ya karena masih sakit hati sama mantanmu makanya lu takut untuk pacaran lagi"
Capung : "siapa yang takut, bukan takut tapi menghindari kejadian yang sama"
Jentik : "sama aja tuh, sini lu liat dulu kakak kelas kita, lu pasti suka juga"

Jentik memegang kepalaku, memaksaku untuk melihat kakak kelas yang dikaguminya itu, sebut saja namanya bang Biawak, "aduh... !!! aku gak mau liat... !!!" teriakku. Ya akhirnya aku menyerah dan melihat kakak kelas itu juga, dan parahnya kakak kelas itu melihat kami juga yang posisi kami tuh jentik memegang kepalaku dengan melihat ke arahnya. Parah... Dia tertawa melihat kami, hadoh malunya, kemudian jentik melepaskan tangannya dari kepalaku. 

Saat aku melihatnya tertawa kelihatan manis dan fresh gitu, pantasan saja dia populer di kalangan cewek. Dalam hatiku berharap "seandainya dia jadi pacarku, pasti mantanku merasa kalah karena aku dapat cowok yang lebih manis dibandingkannya hahaha... Secara mantanku dengan waktu singkat sudah dapat penggantiku anak IPA juga, haduh malunya aku punya mantan seperti dia tidak berperasaan". 
Jentik : "Nah !!! Ketauan kan lu menghayal, suka juga lu kan hahaha..."
Jentik mengejekku dan mengelus-elus kepalaku.

***

Bersambung ke : Penggemar - Bagian 2 "Tanya Alamat"



2 komentar: