Sabtu, 27 Juli 2013

Penggemar - Bagian 2 "Tanya Alamat"

Aku baru pulang sekolah menuju rumah menaiki angkutan umum. Kemudian aku berjalan dipinggir jalan menuju rumah. Saat berjalan aku melihat mantanku dan ceweknya yang baru, melaju dengan kendaraannya dengan posisi si cewek memegang pinggangnya. Aku pun terkejut dan terdiam tidak melajutkan jalanku.
"Whats... Sengaja tuh cowok, rumahnya kan tidak disekitar sini, ngapain juga lewat sini, mau pamer apa y... !! Sial aku melihat mereka,  Woy aku uda gak ingat lagi siapa namamu! jangan ganggu aku lagi!  Padahal aku tidak ada salah sama kamu, tapi kenapa kamu suka menggangguku dengan sikapmu dengan pacar barumu. Seharusnya dulu tidak ku terima cintamu, Akhhh... !!!" teriakku sambil menghentakkan kaki.
Tapi sepertinya ada yang memperhatikanku di belakang, jangan-jangan ada orang gila yang suka berjalan di sekitar sini, sekarang dibelakangku. Waduh kok sial banget ya hari ini. Pelan pelan aku berbalik melihat ke belakang.

Twing... Ada seorang cowok dengan kendaraannya, terbengong melihatku, cowok itu adalah bang Biawak. Ups, jangan-jangan dia liat aku dari tadi, malunya... Kemudian tertawa terbahak bahak melihatku.  Aih... Malunya, tadi disekolah diketawainnya sekarang juga. "hehehe..." ketawaku malu sambil mengambil ancang ancang mau pergi dari hadapannya.

Biawak : "Capung, jangan pergi dulu! " sambil menahan tawa.
Capung : "kok tau namaku?"
Biawak : "hah? Nebak aja"
Aneh, kok nebak tepat banget namanya.
Biawak : "tau rumah Kadal gak?"
Sebagai informasi Kadal adalah nama kakak kelasku yang rumahnya tetanggaan denganku.
Capung : "tau, rumahnya pas disebelah rumahku"
Biawak : "antarin aku kesana ya..."
Capung : "iya..."
Biawak : "Sip... Ayo naik"
Biawak menyuruh aku menaiki kenadaraannya. Aku garuk garuk kepala, aku gugup.
Biawak : "ayo naik, masa kamu jalan aku naik kendaraan"

Aku pun naik kendaraannya. Yaampun aku dibonceng sama kakak kelas yang populer di kalangan cewek sekolahku. Kalau temanku pada lihat pasti pada cemburu hahaha... Terus mantanku merasa kalah hihihi... Terus aku merasa menang dan senang hohoho... 
Biawak : "tadi kamu marah-marah dipinggir jalan, sekarang kok senyum-senyum?"
Biawak ternyata memperhatikan aku dengan melihat kaca sepion motornya yang memperlihatkan wajahku. Aduh, malunya aku, aku menghayal sampai senyum-senyum sendiri.

Capung : "Nah itu dia rumahnya!"
Aku pun turun dari kendaraan pas didepan rumahku. 
Capung : "rumah bang Kadal yang itu"
Aku menunjuk kearah sebelah rumahku, tapi Biawak tidak melihat apa yang ku tunjuk, malah melihat wajahku terus. Membuatku malu saja, wajahku pun memerah seperti tumbuh tomat dipipiku.
Biawak : "oh iya, terima kasih ya sudah kasih tunjuk rumahnya Kadal"
Capung : "iya"
Biawak : "yaudah masuk sana!"
Dia menyuruhku masuk rumahku. Aku heran kenapa dia menyuruhku masuk, kenapa dia gak langsung aja pergi kesebelah rumah. Aku sudah didalam rumah, cepat-cepat aku melihat keluar rumah dari jendela. Waktu ku lihat sudah tidak ada lagi dia, bahkan di rumah Kadal pun dia tidak ada. Anganku pun menebak-nebak, apa dia suka sama aku sengaja menanyakan alamat bang Kadal padahal mau dekatiku, akh... Mana mungkin, masih banyak stok cewek cantik dan pintar anak IPA di sekolah. Mana mungkin dia suka sama aku. Aku memukul-mukul kepalaku yang sebal dengan hayalan gak nyata itu.

***

Bersambung ke : Penggemar - Bagian 3 "Cokelat"


2 komentar: