Minggu, 11 Agustus 2013

Setahunku di Kota ini - Part 2 "Tawa Tirex dan Dino teman baruku"

Aku bersiap berangkat sekolah. Saat aku mau menaiki kendaraan, paman berkata padaku.
Paman :"capung, bisa tidak mulai sekarang pergi sekolah jalan kaki saja?"
Aku terdiam, kenapa paman berkata seperti itu.
Paman :"liat tuh Tirex, dia pergi sekolah tidak diantar, dia jalan kaki dan sampai jalan besar naik angkot lagi"
Paman menunjukkan seorang anak cowok yang baru keluar dari rumah yang bertetanggaan dengan rumah paman. Aku lihat wajahnya mirip dengan cowok yang kemaren menyeberang denganku. 'Pasti itu cowok yang kemaren itu, jadi namanya Tirex'.

Aku pun pergi sekolah dengan jalan kaki. Aku sedih bukan karena tidak diantar sekolah, tapi karena paman tidak mau mengantar padahal bisa sekalian jalan mengantar jentik ke sekolah. Tirex berjalan di depanku beberapa langkah dariku. Tirex melihat ke belakang, dia melihatku. Dia masih berperasaan diikuti, sehingga saat melihatku jalannya di percepat.

Jadi aku sendirian jalan. Saat aku jalan melewati sebuah ruko, tiba-tiba ada 2 binatang anjing mendekatiku sambil bergong-gong. Aku ketakutan, gimana caranya aku melewati binatang-binatang ini. Aku pun menangis. Tiba-tiba tirex datang mengusir binatang-binatang itu dengan batu. Tirex melihatku dengan tatapan matanya yang selalu dingin dan datar. Kemudian tirex berbalik melanjutkan jalannya. Aku mengejarnya dan berjalan di sampingnya.
Capung :"makasi ya"
Tirex :"jangan mengikutiku lagi"
Capung :"maaf, kebetulan rumah paman tempat aku tinggal sekarang, bertetanggaan dengan rumah kamu dan sekolahku diseberang jalan besar itu, jadi kita jalannya searah, aku bukan ngikutin kamu kok"
Tirex :"oh"

Hm... dinginnya cowok ini. Dia berjalan terlalu cepat sehingga aku ketinggalan dibelakangnya. Aku terus mengejarnya, agar aku bisa menyeberang jalan dengannya. Sesampainya di jalan besar, dia berdiri di pinggir jalan kemudian menyetop angkot dan dia menaikinya. Aku lupa kalau dia kan saat pulang saja menyeberang jalan, saat pergi tentu saja tidak menyeberang. Aku pun menunggu siswa lain yang mau menyeberang, agar bisa menyeberang bersama. Dan akhirnya aku sampai juga di sekolah. Aku mikir kalau aku  setiap hari pergi dan pulang sendiri dan seperti ini terus rintangannya, aduh bagiku ini menyeramkan.

***

Kupu :"Ca, ayok kita beli makanan di kantin, lapar nih..."
Aduh kalau aku beli makanan, berapa lagi uang yang akan ku tabung hari ini.
Capung :"sama cebong aja ya... "
Cebong :"iya, tapi kamu ikut juga, kamu gak lapar apa, setelah pelajaran matematika tadi energiku berkurang yang mengakibatkan perutku menjadi lapar hehehe... "
Capung :"halah macam belajar aja kamu, hahaha... "
Kupu :"paling capek nyontek hahaha..."

Kupu dan Cebong menarik tanganku, memaksaku ikut mereka. Tiba dikantin, mereka berdua memesan makanan, sedangkan aku hanya diam saja, duduk di kursi kantin. Saat aku sendirian, ada anak cowok duduk disamping aku. Aku melihatnya lagi makan bakso dengan lahapnya. Wangi baksonya membuat perutku berbunyi, haduuuh buat malu. Dia melihatku sambil tersenyum. Cowok itu berwajah ramah dan ganteng, namanya Dinosaurus sebut saja Dino.
Dino :"hai, kamu gak pesan makanan?"
Capung :"aku nemenin teman aku, mereka lagi pesan makanan"
Dino :"kamu dari kelas 1B kan? Nama kamu capung kan?"
Capung :"kok kamu tau?"
Dino :"aku dari kelas 1A, kalau pelajaran agama kita kan tukaran kelas, agama islam di kelasku dan agama kristen di kelas kamu ngumpulnya"
Capung :"Oo..."
Ternyata kami beda agama.
Dino :"aku sering liat kamu, tapi kamunya tidak pernah liat aku, kamu kalau jalan tuh nunduk"
Aku hanya diam saja, karena malu.
Dino :"aku sudah selesai makan nih, ini roti buat kamu, aku sudah kenyang makan bakso"

Hah... kok dia kasi roti, kenal aja belum. Dino bergegas pergi meninggalkanku. Dino membalikkan badannya. "Ohya, namaku Dino, salam kenal ya" Kata dino dari jauh sambil tersenyum dan melambaikan tangannya. Aku kira dia kasian sama aku, aku ke kantin tapi gak makan dilihatnya, terus pasti dia dengar suara perutku yang lapar tadi haduhhh....

Kupu :"wah, uda beli roti deluan rupanya" kupu melihat roti ditanganku.
Cebong :"kirain belum, padahal aku belikan kamu roti nih"
Capung :"ini tadi dikasih Dino, tapi nanti aku kembalikan uang sama dia"
Kupu :"siapa dino?"
Cebong :"loh kok dikembalikan uang?"
Aku pun menceritakan sama sahabatku siapa dino dan bagaimana kami bisa kenalan.

***

Aku ke kelas 1A dan menemui dino. Dia lagi bersama teman-temannya. Sepertinya dino terkejut saat aku menghapirinya.
Capung :"ini uang untuk beli roti kemaren, aku gantikan"
Dino :"gak usah diganti, roti itu aku beri untukmu"
Capung :"kita kan baru kenal jadi aku segan menerima pemberian orang yang baru aku kenal, ini ambil saja uangnya"
Dino :"kita sudah berkenalan setelah 25 jam 15 menit, bagiku itu waktu yang lama, jadi itu bukan baru lagi"
Capung :"tetap saja aku gak mau"

Aku meninggalkan uangku dimejanya. Kemudian aku berlari keluar kelasnya. Aku gak mau dia merasa kasian sama aku.

***

Setiap pergi sekolah aku menunggu tirex, walaupun dia sering nganggap aku tidak ada. Aku mengikutinya dari belakang. Jalannya cepat sekali. Aku harus tetap dibelakangnya karena aku takut nanti peliharaan yang punya ruko keluar lagi. Waktu pulang sekolah aku menyeberang jalan dengan Tirex, jadi aku bisa mengobrol sebentar dengan teman-teman sewaktu dia belum datang.
Saat di rumah sendirian kadang aku bosen, aku hidupkan tv dan bersantailah aku nonton tv. Aku tidak bisa tidur siang, jadi kadang aku nonton tv atau dengerin musik lewat DVD player. Tapi setelah beberapa hari, pamanku melarangku menonton tv dan menghidupkan DVD player pada siang hari, karena uang listrik mahal, jadi aku disuruh berhemat.

Sore hari pun tiba, paman mengetok kamarku dan memintaku menyapukan rumah dan halaman. Setelah selesai menyapu rumah, aku menyapu halaman. Sampah daun dan pelastik aku kumpulkan dan kemudian aku kebelakang rumah mengambil serokan. Saat aku kembali aku melihat sampah yang aku kumpulkan tadi berserakan. Aku lihat sekitar, apa ada ayam yang menyerakan sampah ini. Terlihat aku, tirex yang sedang membaca komik di teras rumahnya. Aku lihat dia tertawa saat membaca komik. Baru kali itu aku lihat dia tertawa. Aku sapu kembali sampahnya dan membuangnya ditempat sampah. Kemudian aku menyiram tanaman. Tirex masih ada di teras rumahnya. Saat aku melihatnya, dia juga melihatku dan kemudian dia cepat-cepat berpaling.

Setiap sore kejadian sampah yang ku kumpulkan berserak lagi terulang terus menerus. Aku jadi harus bekerja dua kali. Tapi aku jadi sering melihat tirex membaca komik di teras rumahnya. Dan dia lebih sering tertawa.
Kali ini aku membawa sapu ijok dan serokan bersama jadi bisa langsung membuang sampahnya tanpa di tinggal dulu sampahnya, jadi gak berserakan lagi sampahnya.

***

Hari  ini upacara di sekolah. Aku mengambil barisan nomor empat. Di sebelah barisanku kelas 1A bagian anak cowoknya. Sepertinya ada yang memperhatikanku. Aku lihat ke samping kiriku, ternyata ada Dino disampingku. Dia tersenyum lebar, tapi aku tidak membalas senyumannya. Dia terus melihatku selama upacara, bahkan selesai upacara dia mengikutiku dari belakang.
Kupu :"dari tadi ya, aku perhatikan cowok yang disamping barisanmu memperhatikanmu terus" kata kupu kepadaku.
Capung :"hm... itu namanya Dino"
Cebong :"jangan-jangan dia suka lagi sama kamu Ca!"
Capung mencubit pipi cebong.
Capung :"aih, gak mungkin lah, kita beda agama, kan sudah terlihat aku tuh pakai jilbab"
Cebong :"mana tau, dia suka kamu apa adanya, bukan ada apanya..."
"Hahaha... sok bijak kamu"
Kami tertawa melihat gaya cebong berbicara.
Kupu :"tapi aku juga heran, jarang cowok yang beda agama suka sama cewek yang mengenakan jilbab"
Capung :"udah dibilang dia gak suka sama aku!!"
Aku menggelitikkin Kupu, hingga dia tertawa terbahak bahak.

***

Aku dan sahabatku mengambil uang tabungan untuk makan-makan bakso di warung depan sekolah sewaktu pulang sekolah. Mereka asik membahas tentang Dino.
Kupu :"kalau dia benar suka sama kamu, gimana ca?"
Capung :"gak gimana-mana"
Cebong :"yaelah, gak seru..."
Capung :"biarin... wee... "
Mereka menggelitikku. Kami banyak cerita saat itu tentang pribadi masing-masing. Yang sering menbuat kami tertawa cerita-cerita cebong yang lucu. Cuman mereka yang membuatku terhibur.

Selesai makan kami pun berpisah. Aku memberanikan diri untuk menyeberang jalan sendiri karena sudah pasti Tirex sudah pulang deluan dari tadi. Sesampainya di depan jalan, aku melihat tirex duduk dipinggir jalan. Aku menghapirinya.
Capung :"kamu baru pulang sekolah?"
Tirex :"oh iya"

kemudian tirex berdiri dari duduknya dan mau menyeberang jalan. Aku mengikutinya dari belakarng. kemudian Tirex menoleh pada ku dan berkata "berjalan disampingku, nanti kalau dibelakang tertabrak mobil". Aku bingung kok dia mulai baik sama aku. kemudian aku berjalan disampingnya. kami berjalan bersama menuju rumah. Aku berpikir 'Apa mungkin dia tadi menunggu aku pulang? biar bisa menolongku menyeberang jalan, tapi... akh, gak mungkinlah, kebetulan aja mungkin dia baru pulang sekolah'.

Tirex :"kamu kenapa pindah ke kota ini?"
Capung :"oh, itu karena... pokoknya ceritanya panjang deh, tapi aku gak lama di sini kok, gak lama lagi orang tuaku menjemputku dan tinggal di Medan"
Tirex :"oh"
Capung :"aku dengar-dengar kamu tinggal bersama nenek kamu ya..."
Tirex :"iya"
Capung :"orang tua kamu dimana?"
Tirex :"mereka sibuk kerja, setiap bulan mereka mengirimi aku uang untuk ku dan nenek"
Capung :"pasti suatu saat kamu di jemput juga kan tinggal bersama mereka"
Tirex :"aku tidak begitu berharap, soalnya aku dari kecil sudah di sini"
Ternyata Tirex kesepian, pantasan saja dia orangnya dingin sekali. Aku melihat wajahnya terus.
Tirex :"kenapa? kamu kasian sama aku? kasianin dirimu sendiri"
Capung :"kenapa dengan aku rupanya?"
Tirex :"kamu... punya tampang jelek, mana ada ortu yang mau jemput kamu"
Capung :"Hah, enak aja... aku pasti dijemput!!"
Aku memukul punggungnya. Kemudian aku melihat dia tertawa. Baru kali ini dia tertawa di dekatku. Semenjak itu aku sewaktu pulang sekolah berjalan disampingnya dan mengobrol tentang sekolah dan teman-temanku.

***

Bersambung ke : Setahunku di Kota ini - Part 3 "Kesedihanku"



0 komentar:

Posting Komentar